Tanaman Porang Dan Sejarahnya Di Indonesia

Apa-itu-porang-dan-sejarahnya-di-Indonesia

Porang merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk dalam rumpun Amorphophallus. Kurang lebih ada 200 jenis Amorphophallus yang tersebar di bumi ini, dan 24 jenis diantaranta berada di Indonesia.

Porang termasuk tanaman penghasil umbi yang bisa dimakan, porang juga dikenal dengan nama iles-iles atau tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Tanaman porang liar di hutan-hutan maupun dipekarangan, tanaman ini hidup sporadik dan rata-rata tumbuh di bawah naungan pohon lain. Bentuk tanaman porang sendiri tidak beraturan dan membuat gatal yang menyentuhnya.

Tanaman porang sendiri belum banyak dikenal oleh kalangan petani Indonesia, baru beberapa waktu ini saja porang mulai dibudidayakan. Melihat potensi dan prospek tanaman porang yang memiliki nilai strategis ketika dikembangkan, karena porang punya peluang yang cukup besar dan bernilai ekonomi tinggi.

Selain itu, tanaman porang juga dapat tumbuh di sembarang tempat seperti di pinggir hutan jati, di bawah rumpun bambu, di tepi-tepi sungai, di semak belukar, dan di bawah aneka ragam naungan. Cara tanam porang yang benar agar mencapai produksi umbi yang tinggi, diperlukan naungan 50-60% dengan suhu antara 25-35 °C dan curah hujan antara 300-500 mm per bulan selama periode pertumbuhan. Tanaman porang ketika berada pada suhu di atas 35°C daun tanaman akan terbakar, sedangkan pada suhu rendah tanaman ini mengalami dormansi atau pertumbuhannya terhambat.

Sedangkan jenis tanah yang cocok untuk tanaman porang adalah pada tanah yang bertekstur ringan, yaitu pada kondisi liat berpasir, strukturnya gembur, dan kaya unsur hara, selain itu juga memiliki pengairan baik dan kandungan humus yang tinggi. Pupuk yang bagus untuk tanaman porang adalah pupuk kompos atau pupuk organik dan pupuk jenis NPK atau TSP. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal, maka dapat dilakukan perawatan yang intensif dengan cara penyiangan gulma dan mencegah penyakit tanaman porang yang disebabkan oleh jamur atau bakteri pathogen yang mengakibatkan tanaman menjadi kuning, layu, kering ataupun busuk.

Lalu, bagaimana sejarahnya dan asal mula pemanfaatan tanaman porang ini di Indonesia?

Sejarah Porang

Guru Besar sekaligus Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa, S.P, M.Si mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada bukti sejarah yang pasti mengenai pemanfaat tanaman porang oleh masyarakat Indonesia. Namun, menurut beberapa referensi dibacanya, porang pada awalnya merupakan tanaman hutan. Porang tidak pernah dibudidayakan jadi bahan pangan.

Diketahui, pemanfaatan porang atau iles-iles ini sudah dimulai sejak masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. Sebelumnya, Jepang telah membudidayakan jenis Amorphophallus lainnya, tepatnya A. Konjac di negaranya. Saat menjajah Indonesia, Jepang menemukan porang (A. muelleri) di Indonesia. Karena mirip dengan A. Konjac, Jepang memanfaatkan porang sebagai logistik pangan selama menjajah Indonesia.

Saat itu petani Indonesia belum tahu manfaat porang. “Paling banyak yang dibawa itu adalah porang (iles-iles atau A. muelleri) dan acung (Walur atau A. Variabilis)“. Saat itu Jepang memanfaatkan kedua tanaman ini untuk logistik perang, terutama untuk sumber makanan. “Sayangnya, catatan sejarah kita terputus. Catatan yang ada itu masyarakat kita dulu sudah mengonsumsi porang, tetapi belum diketahui sejak kapannya,”.

Ia menjelaskan, tanaman porang mulai intensif dibudidayakan sejak tahun 1980-an. Saat itu, Perhutani mengintroduksi porang atau iles-iles ke Cepu. Tanaman porang tersebut ditanam di bawah tegakan tanaman jati. Maksudnya, tanaman porang dapat ditanam di mana saja. Asalkan tanahnya gembur, tidak terlampau basah, tidak terlalu kering, dan tidak terkontaminasi infeksi.

Tanaman yang satu ini dapat tumbuh d bawah naungan maupun di lahan sawah terbuka. Selain itu, perawatan porang pun tidak memerlukan penyemprotan disinfektan secara rutin. Pemupukan pun cukup dilakukan sekali selama masa tanam di bulan kemarau. Tidak hanya itu, jika musim kemarau telah berlalu, dan petani tidak sempat memanennya, pada musim hujan, tanaman porang akan layu dan seolah mati, Kendati demikian, pada musim kemarau periode berikutnya, jika dipupuk dan dibersihkan rumput atau alang-alang di sekitar tanaman, porang masih akan tumbuh dan berbuah lagi. “Makanya kalau tidak sempat panen, bisa sampai tiga tahun ke depan, itu nanti hasilnya gedhe (besar umbinya) kalau dirawat,” ucap dia. Dengan kata lain, kata dia, setelah ditanam, tanaman porang bisa ditinggal begitu saja dan akan tetap tumbuh tanpa perawatan yang optimal.

Ciri-ciri porang Berikut ciri-ciri tanaman porang:

  • Batang porang cenderung halus dan tidak berduri
  • Warna batangnya hijau dan dipenuhi bercak putih
  • Porang memiliki bubil (disebut katak Porang) muncul di setiap pertemuan batang
  • Katak porang berbentuk bulat memanjang dan berwarna coklat-kehitaman
  • Daun porang lebih besar dan berbentuk menjari panjang-panjang
  • Warna daun porang hijau muda hingga hijau tua, atau hijau-kebiruan
  • Bentuk bunga seperti terompet dan berwarna merah muda saat mekar
  • Umbi porang, jenis umbi tunggal karena hanya ada satu umbi pada tiap batang

Manfaat Porang

Dijelaskan Edi, saat ini porang dijual dengan harga mahal karena memiliki banyak sekali manfaat dan kegunaan. Terlebih dari senyawa utama yang terkandung di dalamnya yaitu karbohidrat glukomanan. Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari kandungan nutrisi di tanaman porang.

  • Mencegah penyakit diabetes
  • Mengatasi peradangan
  • Menurunkan berat badan (diet).
  • Mencegah penyakit jantung
  • Merawat kesehatan kulit
  • Menurunkan risiko kanker usus
  • Menjernihkan air
  • Menjadi bahan baku barang Industri

Manfaat tanaman porang terutama untuk bidang industri dan kesehatan, karena tepung umbi porang mengandung glukomannan dan menghasilkan karbohidrat serta memiliki cita rasanya netral sehingga mudah dipadupadankan dengan beragam bahan sebagai bahan baku kue tradisional dan modern. Selain itu tepung umbi porang juga sering digunakan sebagai bahan lem, agar-agar, mi, tahu, kosmetik dan roti.

Manfaat lainnya tanaman porang untuk kesehatan dapat menekan peningkatan kadar glukosa darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah. Selain itu manfaat porang juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah, dan kencing manis.

Ya ini karena penggunaannya sangat luas itu, jadi relatif mahal,” kata Edi. “Karena penggunaannya luas, barang itu banyak dicari orang,” imbuhnya. Kendati manfaat tanaman porang ini cukup banyak, selama ini memang lebih banyak petani yang mengekspornya, bukan untuk dikelola sendiri.

Habitat Porang

Habitat tanaman porang berada di semak-semak yang tumbuh dalam siklus tahunan dan dapat tumbuh hingga mencapai 100-250 cm. Sedangkan berapa lama panen porang? Tanaman porang untuk dapat dipanen pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1- 5k, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya, dengan masa panen setiap enam bulan sekali . Umbi porang umumnya berwarna kuning cerah.

tanaman porang juga dapat tumbuh di sembarang tempat seperti di pinggir hutan jati, di bawah rumpun bambu, di tepi-tepi sungai, di semak belukar, dan di bawah aneka ragam naungan. Cara tanam porang yang benar agar mencapai produksi umbi yang tinggi, diperlukan naungan 50-60% dengan suhu antara 25-35 °C dan curah hujan antara 300-500 mm per bulan selama periode pertumbuhan. Tanaman porang ketika berada pada suhu di atas 35°C daun tanaman akan terbakar, sedangkan pada suhu rendah tanaman ini mengalami dormansi atau pertumbuhannya terhambat.

Sedangkan jenis tanah yang cocok untuk tanaman porang adalah pada tanah yang bertekstur ringan, yaitu pada kondisi liat berpasir, strukturnya gembur, dan kaya unsur hara, selain itu juga memiliki pengairan baik dan kandungan humus yang tinggi. Pupuk yang bagus untuk tanaman porang adalah pupuk kompos atau pupuk organik dan pupuk jenis NPK atau TSP. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal, maka dapat dilakukan perawatan yang intensif dengan cara penyiangan gulma dan mencegah penyakit tanaman porang yang disebabkan oleh jamur atau bakteri pathogen yang mengakibatkan tanaman menjadi kuning, layu, kering ataupun busuk.

 

Petani Porang Mendadak Kaya

Siapa yang mengira kalau tanaman porang bisa membuat orang menjadi kaya raya. Kali ini tanaman porang tengah populer dibicarakan masyarakat, lantaran kisah sukses dari bapak Paidi asal desa Kepel, Madiun Jawa Timur, yang awalnya seorang pemulung akhirnya beralih menjadi petani porang yang berhasil menjadi seorang miliarder karena bisnis ekspor porang.

Harga Porang

Berapa harga umbi porang? Untuk harga porang basah bisa mencapai Rp. 15.000 /kg. Kalau sudah dirajang dan dikeringkan menjadi chip porang, harganya bisa sampai Rp 50.000-75.000/kg. Sementara tepung porang harganya bisa mencapai Rp 200-300 ribu /kg, dan untuk tepung porang yang hanya mengandung glukomannan harganya mencapai 1 juta per kilogram.

Untuk bibit porang umbi seakarang harganya sekitar Rp. 50.000 /kg, sedangkan harga katak porang harganya mencapai Rp 170.000 /kg. Hal itu karena katak tidak banyak diproduksi dan bisa dijadikan bibit tanaman porang. Bibit tanaman porang kali juga sudah banyak menyebar di Indonesia dan sudah banyak daerah yang menjual bibit tanaman porang.

 

Related Posts

Write a comment