Pertanian Berbasis Smartphone

banner-pertanian-berbasis-smartphone

Masalah yang sering ditemui petani dalam proses panen adalah tingkat kematangan. Misalnya apel atau buah lainnya. Menurut perkiraan, buah itu sudah matang, namun ternyata setelah dipanen, kematangannya tidak sesuai yang diharapkan. Memanen terlalu awal merupakan suatu kerugian, memanen terlalu terlambatpun bukan suatu keuntungan.

Demi memecahkan masalah ketepatan  waktu panen, Universitas Harper Adams saat ini tengah mengembangkan sebuah software berbasis smartphone untuk mendeteksi tingkat kematangan buah dan sayur. Sistem kerja software ini sederhana; alat pendeteksi dipasang untuk memantau perkembangan, kadar pigmen klorofil dan antosianin pada buah (apel misalnya).

pertanian berbasis smartphone

Data-data ini kemudian akan masuk ke sistem alogaritma software untuk menghitung perkembangan buah hingga dapat memperkirakan waktu panen yang tepat. Ketika buah sudah matang dan siap dipanen, akan muncul notifikasi di smartphone si petani. Sejauh ini, alat pendeteksi ini sudah dipasang pada tanaman pear, sitrus, persik, pisang dan apel. Bahkan saat ini tengah dikembangkan teknologi robot pemanen otomatis sehingga ketika siap panen, petani tidak perlu repot berkeliling kebun dan mengambil satu per satu panenan.

Walaupun panen oleh manusia masih tetap lebih baik dari robot, tapi teknologi ini membantu petani dalam menghemat waktu. Panen dengan robot memang jauh lebih cepat dari manusia.

Jika petani dapat menjadwalkan kapan dia harus panen dan dibantu dengan teknologi panen otomatis, ekonominya pasti akan mengalami perubahan yang signifikan.

Write a comment