Mengintip Peluang Industri Chitin Chitosan di Indonesia

Tahukah Anda soal Chitosan? Bagi Anda yang mungkin awam mendengar zat satu ini, Chitosan adalah sejenis zat gula yang diambil dari kerangka atau cangkang hewan laut. Zat ini banyak digunakan sebagai bahan pembuatan obat dan berbagai perlengkapan medis, seperti lensa kontak dan plester untuk menutup luka. Selain itu, chitosan juga dapat dikonsumsi sebagai suplemen.

Produksi Chitin (dan Chitosan) dunia saat ini mencapai 2000 ton setiap tahunnya. Negara utama penghasil kitin adalah Jepang dan Amerika Serikat. Sementara untuk dalam jumlah kecil, Norwegia, India, Italia dan Polandia juga termasuk penghasil Chitin Chitosan. Banyak negara mulai tertarik mendirikan pabrik kitin atau kitosan di antaranya China, Pakistan dan Thailand. Jepang juga merupakan konsumen utama kitin (hampir 90%).

Limbah padat krustasea (kulit, kepala, kaki) merupakan salah satu masalah yang harus dihada­pi oleh pabrik pengolahan krustasea. Selama ini limbah tersebut dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai pakan atau pupuk dengan nilai yang rendah. Mengolahnya menjadi kitin atau kitosan akan memberikan nilai tambah yang cukup tinggi.

Sebagai bahan utama, kulit krustasea mengandung 14-35% (berat kering) kitin. Diperkirakan limbah kulit krustasea dunia mencapai sekitar 1,5 juta ton (kering) atau setara dengan 200 ribu ton kitin. Di pasar internasional, harga kitin dapat mencapai US$ 5-10 per kilogram, sedangkan untuk kitosan US$ 15-40 per kilogram tergantung kualitas dan jenisnya.

Survei yang dilakukan oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) menunjukkan bah­wa untuk daerah Jabotabek dapat tersedia sekitar 100 ton kulit udang kering setiap bulannya atau setara dengan 13 ton Chitin. Apabila ini dikonversikan ke dalam nilai uang, maka setidaknya akan diperoleh devisa sebesar US$ 65 ribu per bulan atau US$ 780 ribu per tahun. Ini belum termasuk kepiting dan daerah lain.

Dengan potensi pendapatan sebesar itu, industri Chitin Chitosan di Indonesia layak untuk dikembangkan lebih jauh lagi. Meski begitu pengembangan industri kitin di Indonesia masih harus melalui jalan panjang dan sulit rasanya untuk bisa bersaing dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand.

Artikel pertanian ini mengutip dari situs resmi KKP.go.id

Write a comment