Otomatisasi Traktor Meningkatkan Produktivitas Pertanian

3-Cara-Otomatisasi-Traktor-Meningkatkan-Produktivitas-Pertanian

Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa, pada tahun 2050, populasi dunia akan tumbuh menjadi 9,5 miliar. Memberi makan orang sebanyak ini akan membutuhkan produksi pertanian global meningkat sebesar 69%. Memenuhi kebutuhan ini akan membutuhkan peningkatan yang signifikan dalam produktivitas pertanian. Teknologi otonom akan menjadi kunci untuk mencapai dorongan ini.

Otomatisasi telah meningkatkan efisiensi di berbagai industri, mulai dari manufaktur hingga pengembangan perangkat lunak bahkan sampai ke sektor ritel. Di bidang pertanian, ada permintaan yang meningkat untuk teknologi pemantauan tanaman dan kendaraan pertanian canggih. Salah satu teknologi kunci yang dianut adalah otomatisasi traktor.

Mendefinisikan Produktivitas Pertanian

Produktivitas pertanian diukur sebagai jumlah output yang dihasilkan dikurangi totalitas input yang dibutuhkan. Input adalah banyak sekali biaya dan overhead yang ditanggung oleh semua petani.

Ada dua jenis input: konsumsi dan input modal. Input yang dapat dikonsumsi berkisar dari tenaga kerja, benih berkualitas tinggi, tanah, pupuk, insektisida, dan pestisida hingga perangkap serangga, jerami, dan air. Input modal adalah input pertanian yang biasanya bersifat mekanis dan berteknologi maju. Contoh input modal yang baik adalah mesin apa pun yang hidup di lokasi dan merupakan pusat dari operasi sehari-hari.

Output adalah tanaman, ternak, atau bahan inti yang dihasilkan lainnya. Output pertanian terdiri dari komponen-komponen berikut: output yang dijual, yang mencakup perdagangan lintas kepemilikan pertanian; fluktuasi saham; produksi untuk konsumsi akhir sendiri; output yang dihasilkan untuk diproses lebih lanjut oleh produsen pertanian, dan konsumsi intra-unit produk pakan ternak.

Produktivitas Faktor Total adalah salah satu metrik utama produktivitas pertanian. Ini membandingkan jumlah keseluruhan hasil panen dan ternak dengan seluruh jumlah input (tanah, tenaga kerja, modal, dan sumber daya material) yang digunakan dalam produksi pertanian.

Dengan menggunakan sistem pertanian canggih seperti traktor otonom, TFP secara keseluruhan dapat ditingkatkan secara drastis. Output dapat ditingkatkan, baik dengan peningkatan input minimal atau net-negatif.

 

3 Cara Traktor Otonom Meningkatkan Produktivitas Pertanian

 

  1. Otomasi Traktor Mengatasi Kekurangan Tenaga Kerja Nasional

Tenaga kerja pertanian adalah input pertanian utama yang sangat diperlukan untuk produksi pertanian. Namun, pertanian Amerika berjuang untuk menemukan tenaga kerja yang cukup untuk pertanian mereka karena meningkatnya biaya tenaga kerja. Di California, di mana pertanian adalah industri utama, upah minimum ditetapkan untuk meningkat menjadi $15/jam pada tahun 2022. Selain itu, permintaan akan tenaga profesional ahli sangat tinggi, karena tenaga kerja pertanian yang menua.

Untungnya, otomatisasi memberi pertanian cara lain untuk mengatasi biaya tenaga kerja, dengan mematahkan paradigma satu orang, satu traktor. Input dipotong dan produktivitas pertanian ditingkatkan, karena satu operator dapat mengelola seluruh armada traktor swakemudi. Petani dapat melaksanakan pekerjaannya tanpa memerlukan banyak operator, dan tanpa menambah biaya.

 

  1. Peternakan Tidak Perlu Semata-mata Mengandalkan Tenaga Manusia

Pertanian selalu sangat bergantung pada tenaga kerja manusia, dan tenaga kerja merupakan input pertanian utama di sebagian besar persamaan produktivitas pertanian. Secara tradisional, pertanian dengan area yang luas dan armada traktor yang besar harus mempekerjakan lebih banyak pekerja pertanian untuk beroperasi pada tingkat yang produktif. Namun, karena biaya tenaga kerja terus meningkat, ada semakin banyak tekanan, terutama untuk pertanian milik keluarga yang lebih kecil.

Namun, di era modern, input tenaga kerja manusia tidak lagi menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dengan otomatisasi, total area pertanian tidak perlu berkorelasi secara linier dengan orang yang dipekerjakan. Satu operator dapat memantau dan memelihara x hektar tanah, tanpa menambahkan input. Produktivitas pertanian dapat meningkat tanpa biaya yang meningkat secara paralel.

  1. Otomasi Traktor Menurunkan Biaya Lapangan

Menurut USDA, pendapatan bersih pertanian diperkirakan turun sebesar 8,1 persen pada tahun 2021. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini adalah biaya produksi yang lebih tinggi, yang diperkirakan akan meningkat sebesar 2,5%, menjadi $353,7 miliar, pada tahun 2022. Sebagian besar dari ini penurunan mencerminkan pengeluaran yang lebih tinggi untuk input pertanian konsumsi seperti pakan, pupuk, dan tenaga kerja. Biaya produksi yang meningkat ini akan memaksa petani untuk menaikkan harga hasil panen mereka dan akan mempengaruhi pasar makanan, menyebabkan biaya input yang lebih tinggi dan output yang lebih rendah.

Untuk mengatasi masalah ini, penggunaan modal input pertanian yang canggih seperti traktor otomatis adalah kuncinya. Antarmuka digital yang mudah digunakan dikombinasikan dengan kemampuan kendali jarak jauh menghasilkan biaya per bidang yang lebih rendah, kualitas pekerjaan yang lebih tinggi, dan premi asuransi yang jauh lebih rendah. Traktor otonom juga jauh lebih efisien daripada traktor tradisional. Mereka dapat berjalan 24/7 dengan pengawasan minimal dan dapat bekerja lebih cepat. Dengan meningkatkan efisiensi operasi, produktivitas pertanian ditingkatkan, dan biaya lapangan dioptimalkan.

 Otomasi Traktor: Peningkatan Produktivitas Pertanian

Pada tahun 2020, 420 perusahaan rintisan AgTech mengumpulkan $5,15 miliar dalam modal ventura. Ini mewakili peningkatan 35% dalam pendanaan ventura dari 2019. Mengapa? Karena pertanian sangat penting, dan petani membutuhkan cara untuk meningkatkan produktivitas. Mereka membutuhkan lebih banyak cara untuk meningkatkan output tanpa hanya menambahkan input.

Write a comment