Agar dapat mewujudkan roda perekonomian daerah yang memiliki daya saing dan berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Bogor Jawa Barat, akan mencetak 150 petani milenial selama tahun 2021.

“Salah satunya dengan pengembangan pos penyuluh pedesaan, kita harapkan bermunculan petani milenial,” kata Bupati Bogor, Ade Yasin di Cibinong Kab. Bogor, pada senin (21/6/2021).

Kini, Distanhorbun  (Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan) Kabupaten Bogor mencatat, ada kurang lebih 18 kelompok tani yang termasuk sebagai petani milenial. Bupati berharap jumlahnya akan terus bertambah, dengan target bisa melahirkan petani milenial sebanyak 300 orang di tahun 2022 dan 450 orang di tahun 2023.

Menurutnya, berbagai macam program pertanian telah dijalankan oleh Pemkab Bogor untuk pemberdayaan petani, salah satunya Asuransi Usaha Tani Padi atau AUTP. Pemkab Bogor mengalokasikan anggaran daerah senilai Rp900 juta untuk program AUTP selama tahun 2021.

“Kartu asuransi usaha tani merupakan program sinergi dengan Kementrian Pertanian di mana Pemkab Bogor pada tahun 2021 mengalokasikan dana Rp900 juta untuk 25.000 hektar sawah,” ungkapnya.

Berdasarkan catatan, sampai akhir tahun 2020 di wilayah Bogor terdapat 245 kelompok tani yang mendapatkan program AUTP dengan total luas lahan sekitar 2.020 hektar.

Bupati menyebutkan, Pemkab Bogor menargetkan tahun ini bisa menjalankan program serupa untuk 5.000 hektar lahan pertanian khusus padi. Target dengan jumlah angka yang sama juga ia terapkan di tahun 2022 dan tahun 2023.

Menanggapi ini sekretaris umum HPPMI (Himpunan Peternak dan Petani Milenial Indonesia) , Saeful Ramadhan menyambut baik rencana dari Pemkab Bogor untuk menarik minat bertani bagi para kaum milenial.

Ia berharap, ke depannya tidak hanya mengajak kalangan milenial bertani saja, tetapi juga menjadikan para petani melek teknologi layaknya milenial.

“Karena milenial itu mestinya sudah adaptif terhadap teknologi kekinian,” tambah Saeful.